Apakah MEA memberikan
peluang untuk Indonesia ?
Bagi Indonesia, keberadaan MEA menjadi babak awal untuk
mengembangkan berbagai kualitas perekonomian di kawasan Asia Tenggara dalam
perkembangan pasar bebas di akhir 2016. MEA menjadi dua sisi mata uang bagi
Indonesia : satu sisi menjadi kesempatan yang baik untuk menunjukkan kualitas
dan kuantitas produk dan sumber daya manusia (SDM) Indonesia kepada
negara-negara lain dengan terbuka, tetapi pada sisi yang lain dapat menjadi
boomerang untuk Indonesia apabila Indonesia tidak dapat memanfaatkannya dengan
baik.
MEA akan menjadi kesempatan yang baik karena hambatan
perdagangan akan cenderung berkurang bahkan menjadi tidak ada. Hal tersebut
akan berdampak pada peningkatan eskpor yang pada akhirnya akan meningkatkan GDP
Indonesia.
Pada sisi investasi, kondisi ini dapat menciptakan iklim
yang mendukung masuknya Foreign Direct Investment (FDI) yang dapat menstimulus
pertumbuhan ekonomi melalui perkembangan teknologi, penciptaan lapangan kerja,
pengembangan sumber daya manusia (human capital) dan akses yang lebih mudah
kepada pasar dunia.
Terdapat empat hal yang akan menjadi fokus MEA pada tahun 2015 yang
dapat dijadikan suatu momentum yang baik untuk Indonesia.
Pertama,
negara-negara di kawasan Asia Tenggara ini akan dijadikan sebuah wilayah
kesatuan pasar dan basis produksi. Dengan terciptanya kesatuan pasar
dan basis produksi maka akan membuat arus barang, jasa, investasi, modal
dalam jumlah yang besar, dan skilled labour menjadi tidak ada hambatan
dari satu negara ke negara lainnya di kawasan Asia Tenggara.
Kedua, MEA akan dibentuk sebagai kawasan ekonomi dengan tingkat
kompetisi yang tinggi, yang memerlukan suatu kebijakan yang meliputi competition policy, consumer protection, Intellectual Property Rights (IPR), taxation, dan E-Commerce.
Dengan demikian, dapat tercipta iklim persaingan yang adil; terdapat
perlindungan berupa sistem jaringan dari agen-agen perlindungan
konsumen; mencegah terjadinya pelanggaran hak cipta; menciptakan
jaringan transportasi yang efisien, aman, dan terintegrasi;
menghilangkan sistem Double Taxation, dan; meningkatkan perdagangan dengan media elektronik berbasis online.
Ketiga, MEA pun akan dijadikan sebagai kawasan yang memiliki
perkembangan ekonomi yang merata, dengan memprioritaskan pada Usaha
Kecil Menengah (UKM). Kemampuan daya saing dan dinamisme UKM akan
ditingkatkan dengan memfasilitasi akses mereka terhadap informasi
terkini, kondisi pasar, pengembangan sumber daya manusia dalam hal
peningkatan kemampuan, keuangan, serta teknologi.
Keempat, MEA akan diintegrasikan secara penuh terhadap perekonomian
global. Dengan dengan membangun sebuah sistem untuk meningkatkan
koordinasi terhadap negara-negara anggota. Selain itu, akan ditingkatkan
partisipasi negara-negara di kawasan Asia Tenggara pada jaringan
pasokan global melalui pengembangkan paket bantuan teknis kepada
negara-negara Anggota ASEAN yang kurang berkembang. Hal tersebut
dilakukan untuk meningkatkan kemampuan industri dan produktivitas
sehingga tidak hanya terjadi peningkatkan partisipasi mereka pada skala
regional namun juga memunculkan inisiatif untuk terintegrasi secara
global.
Lalu apa yang menjadi
hambatan dan risiko bagi Indonesia dengan adanya MEA ?
Dengan adanya perdagangan bebas, kita mampu meningkatkan
ekspor akan tetapi kita juga harus waspada akan resiko kompetisi (competition
risk) yang muncul dengan banyaknya barang impor yang akan mengalir dalam jumlah
banyak ke Indonesia yang akan mengancam industri lokal dalam bersaing dengan
produk-produk luar negri yang jauh lebih berkualitas. Hal ini pada akhirnya
akan meningkatkan defisit neraca perdagangan bagi Indonesia sendiri.
Dari sisi investasi, Indonesia masih memiliki tingkat
regulasi yang kurang mengikat sehingga dapat menimbulkan tindakan eksploitasi
dalam skala besar terhadap ketersediaan sumber daya alam oleh perusahaan asing
yang masuk ke Indonesia sebagai negara yang memiliki jumlah sumber daya alam
melimpah dibandingkan negara-negara lainnya. Tidak tertutup kemungkinan juga
eksploitasi yang dilakukan perusahaan asing dapat merusak ekosistem di
Indonesia, sedangkan regulasi investasi yang ada di Indonesia belum cukup kuat
untuk menjaga kondisi alam termasuk ketersediaan sumber daya alam yang
terkandung.
Bagaimana MEA akan
mempengaruhi dunia ketenagakerjaan ?
Dari aspek ketenagakerjaan, terdapat kesempatan yang
sangat besar bagi para pencari kerja karena dapat banyak tersedia lapangan
kerja dengan berbagai kebutuhan akan keahlian yang beraneka ragam. Selain itu,
akses untuk pergi keluar negeri dalam rangka mencari pekerjaan menjadi
lebih mudah bahkan bisa jadi tanpa ada hambatan tertentu. MEA juga menjadi
kesempatan yang bagus bagi para wirausahawan untuk mencari pekerja terbaik
sesuai dengan kriteria yang diinginkan.
Tapi perlu diingat bahwa hal ini dapat memunculkan risiko
ketenagakarejaan bagi Indonesia. Dilihat dari sisi pendidikan dan
produktivitas, Indonesia masih kalah bersaing dengan tenaga kerja yang berasal
dari Malaysia, Singapura, dan Thailand serta fondasi industri yang bagi
Indonesia sendiri membuat Indonesia masih berada pada peringkat keempat di
ASEAN.
Permasalahan yang ada dari sisi tenaga kerja tidak terlepas
dari kualitas yang rendah, seperti tingkat pendidikan dan keahlian yang belum
memadai. Dari data yang dilansir Tempo, jumalah tenaga kerja Indonesia
pada Februari 2014 sebesar 125,3 juta orang dengan jumlah pekerja 11,2 orang.
Namun, ini tidak dapat diimbangi dengan kualitas pendidikan yang dimiliki oleh
pekerjanya. Mayoritas tenaga kerja Indonesia masih berpendidikan sekolah dasar
dan lebih banyak bekerja di sektor informal.
Bagaimana
mempersiapkan tenaga kerja Indonesia dalam menghadapi MEA 2016 ?
Indonesia harus melihat MEA sebagai peluang yang terbuka
untuk memperbaiki kualitas SDM yang ada dengan meningkatkan daya saing,
menyediakan pendidikan dan kesehatan yang memadai, dan memberikan edukasi
terhadap pentingnya MEA 2016.
Pemerintah Indonesia harus mampu mendorong diadakan
pelatihan keterampilan karena mayoritas tenaga kerja Indonesia kurang dalam
kecerdasan sikap, kemampuan berbahasa Inggris dan pengoperasian komputer.
Meskipun peran dominan dalam meningkatkan kualitas menjadi
milik pemerintah, bukan berarti seluruh tanggung jawab berada di tangan
pemerintah. Justru sebaliknya, perlu kesadaran bahwa efek dari MEA akan
dirasakan langsung oleh masyarakat dan tanggung jawab untuk berpartisipasi dan
mempersiapkan diri menjelang 2016 menjadi milik bersama.
berikut
tantangan bisnis di Era MEA :
A. Tantangan
Pengelolaan SDM Di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
Pelaku usaha harus berani membuka cakrawala
peluang bisnis yang bisa lebih digali dan diraih di luar sana. Oleh karena itu,
faktor sumber daya manusia harus lebih dipersiapkan dalam menghadapi tantangan
ini. Jangan biarkan SDM bangsa semakin terpuruk dibandingkan dengan SDM ASEAN.
Apabila perusahaan mampu mengelola kinerja SDM nya dengan baik dan optimal,
maka perusahaan tentu bisa tetap berkembang dan memiliki SDM yang kaya ilmu
pengetahuan, ketrampilan, dan kompetensi, sehingga mampu memberikan sumbangsih
hasil kinerja yang memuaskan untuk meraih peluang yang lebih luas di luar sana.
Salah satu cara yang perlu dilakukan adalah dengan menyusun
dan mengimplementasikan pengukuran kinerja menggunakan Key Performance
Indicator (KPI). Mengapa Key Performance Indicator (KPI)? Karena KPI merupakan
salah satu tolak ukur kinerja perusahaan. Pengukuran kinerja dengan menggunakan
Key Performance Indicator (KPI) dapat memberikan informasi kepada perusahaan
tentang sejauh mana pencapaian kinerja masing-masing SDM di perusahaan,
menunjukkan aspek kinerja mana yang lemah dan perlu diberikan pembekalan agar
semakin baik, maupun aspek kinerja yang unggul dan perlu terus dipertahankan
serta dikembangkan. Oleh karena itu, perusahaan mampu memberikan pengelolaan
terhadap SDM mereka secara tepat sesuai kebutuhan mereka masing-masing.
Lebih lanjut, perusahaan yang menerapkan Key Performance
Indicator (KPI) sebagai alat ukur kinerja perusahaan maupun SDM, dapat memiliki
dasar pemberian reward and punishment yang adil dan lebih objektif. Pemberian reward
and punishment merupakan salah satu cara untuk menarik karyawan di perusahaan
saling berpacu meningkatkan kinerja yang dihasilkan sehingga bisa memperoleh reward
yang diharapkan atau terhindar dari punishment perusahaan.
Pengelolaan SDM melalui penilaian kinerja Key Performance
Indicator (KPI) diterapkan dengan merumuskan target masing-masing indikator
kinerja kritikal yang harus dicapai oleh SDM. Dalam kurun waktu 3-6 bulan
periode perhitungan, perusahaan harus menentukan action plan terhadap hasil
yang ditunjukkan dari penerapan Key Performance Indicator (KPI), misalnya
dengan meningkatkan target yang selama ini sudah diraih secara continuous dan
bertahap. Dengan demikian, SDM perusahaan akan terdorong untuk terus
meningkatkan upaya yang dilakukan sehingga bisa mencapai target yang dusah
ditentukan. Pada akhirnya performa perusahaan akan juga ikut meningkat seiring
dengan meningkatnya kinerja SDM yang dimiliki dari waktu ke waktu. Bila SDM
sudah mampu memberikan kinerja yang unggul, secara otomatis mampu mendukung
perusahaan untuk membuka peluang bisnis yang lebih luas di kancah
internasional.
1) Persaingan Bisnis
di Era MEA
Ya, tahun 2016 nanti pasar bebas ASEAN atau Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) akan berjalan. Itu artinya perdagangan di wilayah ASEAN
akan semakin ketat karena produk-produk luar negeri (ASEAN) akan dengan mudah
masuk ke Indonesia.
Jika Anda saat ini masih merasa kesulitan dalam bersaingan
di pasar lokal, tentu ini harus menjadi perhatian besar di tahun mendatang.
Indonesia dengan wilayah yang luas
dan tersebarnya UKM-UKM di berbagai daerah, harus saling bergandeng tangan agar
mampu bersaingan dan menjadi pemenang di era MEA nanti.
2) Semakin
Menjamurnya E-Commerce
Perkembangan E-Commerce di Indonesia
saat ini bisa dikatakan terlalu cepat. Hal ini dikarenakan jumlah pengguna
internet juga semakin meningkat dan Indonesia sendiri memiliki jumlah penduduk
yang besar. Sehingga Indonesia menjadi pasar empuk untuk pertumbuhan
e-commerce.
Menurut Matthew Driver, presiden MasterCard wilayah Asia
Tenggara, Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan pasar e-commerce yang
terbesar di Asia-Pacific.
Ini artinya dengan semakin
meningkatkan jumlah pelaku e-commerce juga akan berdampak pada tingkat
persaingan bisnis e-commerce. Apalagi saat ini e-commerce sudah merambah ke
berbagai bidang penjualan sehingga bagi pebisnis konvensional akan semakin
kesulitan jika tak bisa mengikuti perkembangan teknologi untuk meningkatkan
bisnisnya.
3) Konsumen Semakin
Cerdas
Pengaruh konsumen juga akan berdampak
pada perkembangan bisnis. Di Tahun
2016 nanti konsumen akan semakin cerdas dalam berbelanja. Banyak informasi yang
bisa didapatkan dengan bebas di internet membuat konsumen tidak bisa gegabah
untuk melakukan pembelian barang.
Jika dulu konsumen membeli barang karena memang butuh,
sekarang ini sudah dipengaruhi faktor gengsi.
Mau beli barang bisa melakukan banding harga dulu di situs
online, dan karena banyaknya penjual online maka yang memiliki usaha secara
offline akan mulai kesulitan dalam pemasaran.
4) Pertumbuhan
Ekonomi Melambat
Seperti yang dirasakan di tahun ini, pertumbuhan ekonomi
diprediksi juga masih mengalami perlambatan di tahun depan. Hal ini dipengaruhi
oleh keadaan ekonomi global yang juga
mengalami penurunan.
Pertumbuhan ekonomi yang melambat ini tentu juga akan
menyulitkan bagi pelaku bisnis di Tahun 2016 nanti. Belum lagi nilai tukar
rupiah terhadap dollar yang masih naik turun. Bahkan kabarkan di tahun 2016
nanti akan ada PHK besar-besaran untuk memangkas biaya pengeluaran.
Yang terpenting adalah bagi pelaku bisnis tetap harus bisa
mengikuti perkembangan yang ada. Khususnya perkembangan teknologi yang saat ini
sangat berpengaruh bagi pemasaran
bisnis. Gaya hidup masyarakat telah berubah dan tingkat kepercayaan masyarakat
terhadap penjualan online juga sudah semakin meningkat.
B. Tantanagn
UKM
Tantangan yang dihadapi oleh para pelaku UMKM adalah
kualitas barang yang dihasilkan tidak standar. Artinya, kebanyakan
kualitas barang yang dihasilkan dalam negeri seringkali lebih rendah
dibandingkan dengan barang impor.
Pertama, biaya produksi yang tinggi. Pada tahap awal industrialisasi membutuhkan banyak modal dan capital yang dibutuhkan juga banyak. Apalagi jika harus mendatangkan tenaga ahli dibidangnya. Akhirnya, harga tidak bersaing, bahkan barang impor lebih murah daripada produksi dalam negeri.
Kedua, efisiensi produksi. Setiap kali kita memproses sesuatu, seringkali terjadi pemborosan yang tidak diperhitungkan. Faktor pengetahuan akan tata cara pengelolaan bisnis yang baik akan meningkatkan kemampuan pelaku dalam menciptakan efisiensi optimal.
Jika ditanggapi dengan benar dan langkah yang tepat, tentu bisa menjadi loncatan baik untuk perekonomian di Indonesia. Berikut ini berbagai dampak positif MEA bagi UMKM di Indonesia, yakni tenaga ahli terampil bisa terserap lebih baik di pasar luar negeri, ketersediaan barang dan jasa lebih murah karena ada pemangkasan biaya impor barang jadi atau barang baku sebelum diolah di dalam negeri.
Selanjutnya, proses produksi lebih murah karena bahan baku dan mesin produksi lebih mudah didapatkan, serta peluang wirausaha baru sangat tinggi karena pasar bebas memberikan jangkauan produk lebih luas, relasi bisnis lebih luas dan pengembangannya yang semakin mudah dilakukan.
Namun, jika UMKM Indonesia tidak melakukan persiapan sejak dini dan tidak tepat dalam melakukan penanganan bisa jadi justru memperburuk ekonomi Indonesia itu sendiri. Meskipun kecil kemungkinannya berikut ini dampak negatif MEA yang mungkin terjadi pada UMKM Indonesia. Tentu ada bangsa yang diuntungkan karena pasar bebas ini. Contohnya, kebutuhan tenaga
trampil industri perminyakan di Indonesia sangat besar, namun SDM negeri ini yang menguasai minyak cukup terbatas. Alhasil bangsa asing akan masuk ke Indonesia untuk memenuhi kekosongan lapangan pekerjaan itu. Hukum rimba akan bersaing, siapa yang berkompeten, dialah yang akan diambil. Industri kecil yang memiliki daya saing lemah akan semakin tergeser karena semakin banyak produk dengan jenis sama yang lebih murah. Contoh kasus produk mainan dari China yang dijual sangat murah di Indonesia.
Sektor perdagangan akan langsung head to head baik yang besar maupun yang kecil secara langsung. Alhasil mereka yang memiliki modal terbatas, sumberdaya terbatas tidak bisa langsung bersaing jika tidak dibarengi kreatifitas yang lebih baik. Jauh dari pada itu, ada peluang yang sebenarnya sangat besar dan bisa dimanfaatkan oleh UMKM di Indonesia.
Pertama, sektor perdagangan e-Commerce atau bisnis online sangat terbuka luas.
Kedua, sektor jasa sangat mungkin berkembang dengan adanya kebutuhan industri semakin tinggi. Misalnya, jasa pengiriman barang, jasa antar jemput dan lain sebagainya.
Ketiga, hal yang tidak boleh terlupakan adalah bahwa Indonesia adalah negera kepulauan yang memiliki jutaan tempat wisata menarik yang bisa dieksplorasi. Berapa banyak UMKM kita memiliki pemahaman dasar kewirausahaan, sehingga bukan hanya memiliki keberanian untuk memulai sebuah bisnis, tetapi juga mampu membuat tingkat keberhasilan yang tinggi.
Tanggung jawab pengusaha selain mengembangkan usaha, harus pula mampu membangun masayarakat sekitar dan menciptakan lapangan pekerjaan. Oleh karena itu, perlu pemahaman dasar-dasar pengetahuan bisnis mulai dari sales, marketing, operation, system, technology serta finance secara terstruktur.
Kemampuan untuk merekrut, memotivasi, mendidik, mengembangkan moral serta kerja sama tim. Menjadi leader yang efektif, menciptakan visi, misi, budaya, dan sense of awareness peserta terhadap aspek etika dalam kewirausahaan, meningkatkan sense of responsibility untuk berperan serta membangun masyarakat, memperkuat entrepreneurial insight melalui proses pembelajaran dan berbagi.
Pertama, biaya produksi yang tinggi. Pada tahap awal industrialisasi membutuhkan banyak modal dan capital yang dibutuhkan juga banyak. Apalagi jika harus mendatangkan tenaga ahli dibidangnya. Akhirnya, harga tidak bersaing, bahkan barang impor lebih murah daripada produksi dalam negeri.
Kedua, efisiensi produksi. Setiap kali kita memproses sesuatu, seringkali terjadi pemborosan yang tidak diperhitungkan. Faktor pengetahuan akan tata cara pengelolaan bisnis yang baik akan meningkatkan kemampuan pelaku dalam menciptakan efisiensi optimal.
Jika ditanggapi dengan benar dan langkah yang tepat, tentu bisa menjadi loncatan baik untuk perekonomian di Indonesia. Berikut ini berbagai dampak positif MEA bagi UMKM di Indonesia, yakni tenaga ahli terampil bisa terserap lebih baik di pasar luar negeri, ketersediaan barang dan jasa lebih murah karena ada pemangkasan biaya impor barang jadi atau barang baku sebelum diolah di dalam negeri.
Selanjutnya, proses produksi lebih murah karena bahan baku dan mesin produksi lebih mudah didapatkan, serta peluang wirausaha baru sangat tinggi karena pasar bebas memberikan jangkauan produk lebih luas, relasi bisnis lebih luas dan pengembangannya yang semakin mudah dilakukan.
Namun, jika UMKM Indonesia tidak melakukan persiapan sejak dini dan tidak tepat dalam melakukan penanganan bisa jadi justru memperburuk ekonomi Indonesia itu sendiri. Meskipun kecil kemungkinannya berikut ini dampak negatif MEA yang mungkin terjadi pada UMKM Indonesia. Tentu ada bangsa yang diuntungkan karena pasar bebas ini. Contohnya, kebutuhan tenaga
trampil industri perminyakan di Indonesia sangat besar, namun SDM negeri ini yang menguasai minyak cukup terbatas. Alhasil bangsa asing akan masuk ke Indonesia untuk memenuhi kekosongan lapangan pekerjaan itu. Hukum rimba akan bersaing, siapa yang berkompeten, dialah yang akan diambil. Industri kecil yang memiliki daya saing lemah akan semakin tergeser karena semakin banyak produk dengan jenis sama yang lebih murah. Contoh kasus produk mainan dari China yang dijual sangat murah di Indonesia.
Sektor perdagangan akan langsung head to head baik yang besar maupun yang kecil secara langsung. Alhasil mereka yang memiliki modal terbatas, sumberdaya terbatas tidak bisa langsung bersaing jika tidak dibarengi kreatifitas yang lebih baik. Jauh dari pada itu, ada peluang yang sebenarnya sangat besar dan bisa dimanfaatkan oleh UMKM di Indonesia.
Pertama, sektor perdagangan e-Commerce atau bisnis online sangat terbuka luas.
Kedua, sektor jasa sangat mungkin berkembang dengan adanya kebutuhan industri semakin tinggi. Misalnya, jasa pengiriman barang, jasa antar jemput dan lain sebagainya.
Ketiga, hal yang tidak boleh terlupakan adalah bahwa Indonesia adalah negera kepulauan yang memiliki jutaan tempat wisata menarik yang bisa dieksplorasi. Berapa banyak UMKM kita memiliki pemahaman dasar kewirausahaan, sehingga bukan hanya memiliki keberanian untuk memulai sebuah bisnis, tetapi juga mampu membuat tingkat keberhasilan yang tinggi.
Tanggung jawab pengusaha selain mengembangkan usaha, harus pula mampu membangun masayarakat sekitar dan menciptakan lapangan pekerjaan. Oleh karena itu, perlu pemahaman dasar-dasar pengetahuan bisnis mulai dari sales, marketing, operation, system, technology serta finance secara terstruktur.
Kemampuan untuk merekrut, memotivasi, mendidik, mengembangkan moral serta kerja sama tim. Menjadi leader yang efektif, menciptakan visi, misi, budaya, dan sense of awareness peserta terhadap aspek etika dalam kewirausahaan, meningkatkan sense of responsibility untuk berperan serta membangun masyarakat, memperkuat entrepreneurial insight melalui proses pembelajaran dan berbagi.
5 Tips Menaklukkan Tantangan Bisnis di Era MEA
Menguasai Bahasa Inggris
Yes, menguasai bahasa inggris sangat mutlak di era MEA saat
ini. Tidak bisa dipungkiri bahwa digital marketing berkembang pesat. Bahkan
hanya melakukan penjualan via instagram saja kita bisa terhubung dengan pembeli
dari mana saja, baik dari pelosok Indonesia, kota besar di Indonesia maupun
negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Brunei, dll. Ingatlah bahwa ada
kesamaan budaya antara negara kita dengan sesama negara Asean. Hal ini
berpengaruh pada penjualan produk. Produk yang ada di Indonesia ada kemungkinan
bisa disukai juga di luar negeri seperti Malaysia, Brunei, dsb. Hal ini karena
selera yang hampir serupa. Saya sering lihat ada komentar di instagram online
shop yang menanyakan apakah toko tersebut menjual produk furniturenya hingga ke
negara mereka (red : negara tetangga seperti Malaysia tadi). Jadi akan sayang
sekali jika kita tidak menguasai Bahasa Inggris karena bahasa inilah gerbang
masuk untuk komunikasi dengan calon pembeli.
Memiliki Sistem Penjualan yang Terstruktur
Pengusaha yang sukses adalah pengusaha yang bisa membuat
sistem penjualan yang cocok bagi usahanya. Baik usaha kecil maupun menengah
jangan sampai membuat pemilik usaha tersebut hanya terus menerus mengurusi
produk tanpa sempat mengerjakan hal lain. Delegasikan pekerjaan seperti merekap
pesanan pembeli kepada asisten atau admin. Pemilik usaha tinggal mengurus
sistemnya sehingga bisnis bisa berjalan walau pemiliknya ke luar kota atau
keluar negeri. Jangan sampai bisnis justru mengekang langkah kaki si pemilik
usaha karena seharusnya bisnis yang baik adalah bisnis yang tersistem dengan
rapi. Bisa tetap berjalan dan menghasilkan income pasif. Tinggal atur sesuai
kebutuhan saja ya. Sistem penjualan sudah diajarkan kepada admin-admin social
media dan web yang menghandle pemesanan produk.
Pisahkan Keuangan Perusahaan dan Pribadi
Salah satu hal yang paing krusial adalah menggabungkan
keuangan pribadi dan bisnis menjadi satu. Hal ini akan memperumit pelaporan
keuangan. Pisahkan uang pribadi baik aset maupun tabungan dengan keuangan untuk
bisnis. Tujuannya agar kamu tahu bahwa keuntungan bisnis bisa dilihat dari
laporan keuangan tersebut. Ini juga untuk mengurangi kerugian atau nombok jika
keuangan untuk bisnis sedang kolaps.
Memiliki Pencatatan Stok Produk yang Rapi
Produk yang masuk dan keluar harus dihitung dengan cermat
agar bisa segera dijual kembali jika tidak laku. Selain itu lakukan survei
kepuasan pelanggan setiap tiga bulan sekali sehingga produk yang sudah dijual
bisa diseleksi mana saja produk yang dibutuhkan pembeli, mana yang tidak. Hal
ini untuk meminimalisir kerugian saat input stock di gudang. Jadi tidak ada
lagi produk numpuk karena penjual salah memprediksi selera pasar. Perbanyak
stok produk yang disukai sehingga bisa mendapatkan keuntungan yang signifikan.
Produk bisnis online yang tidak disukai akan diskontinu sehingga tidak perlu
diproduksi kembali.
Pilih Ekspedisi yang Cepat dan Amanah
Saat produk sudah dilepas kepada ekspedisi, penjual hanya
bisa berharap produk sampai dengan selamat. Nah, sebelum hal itu terjadi,
pastikan bahwa kamu menitipkan barang pada ekspedisi yang tepat, cepat dan
amanah. Jadi bisa ditracking produknya sudah sampai mana, jika ada kerusakan
apakah ekspedisi akan menanggung biaya kerusakan ataukah penjual yang akan
menanggungnya. Hal ini perlu diketahui agar tidak tekor saat terjadi kesalahan
akibat ekspedisi. Pilih ekspedisi yang bisa mengambil di rumah alias pick up.
Jadi penjual tidak perlu setiap hari ke kantor ekspedisi, justru petugas
ekspedisinya yang akan mengambil barang yang akan dikirim. Inilah yang bisa
membuat penjual lebih efisien dalam melakukan penjualan. Untuk pengiriman
produk ke luar negeri, gunakan ekspedisi yang terjangkau untuk ongkos kirim dan
terjamin. Misalnya EMS Pos Indonesia. Packing produk dengan lebih ekstra karena
perjalanan produk akan lebih lama sampai, jadi pastikan packing aman sehingga
tidak rusak di tengah jalan.
Referensi :
http://www.jtanzilco.com/blog/detail/315/slug/tantangan-pengelolaan-sdm-di-era-masyarakat-ekonomi-asean-mea
http://www.etalasebisnis.com/berita/1413/tantangan-bisnis-di-tahun-2016.html
https://www.linkedin.com/pulse/peluang-dan-tantangan-dalam-menghadapi-masyarakat-asean-muh-yusuf
http://koran.bisnis.com/read/20160627/461/561473/pertarungan-umkm-di-era-mea
N.n. (2013). Indonesia Hanya Menduduki Peringkat Empat di ASEAN.
Association of Southeast ASIAN Nations (2008). ASEAN ECONOMIC COMMUNITY BLUEPRINT. Jakarta: Asean Secretariat.
Fernandez, R. A. (2014, Januari). YEARENDER: Asean Economic Community to play major role in SEA food security.
Plummer, M, G., &Yue, C, S. (2009). Realizing the ASEAN Economic
Community: A Comprehensive Assessment. Singapore: Institute of Southeast
Asian Studies.
Santoso, W. et.al (2008). Outlook Ekonomi Indonesia 2008-2012:
Integrasi ekonomi ASEAN dan prospek perekonomian nasional. Jakarta: Biro
Riset Ekonomi Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter.
Bagus deh, bisnis sekarang tentu akan lebih berkembang karena banyak persaingan. Dan ini akan semakin bagus untuk ekosisten bisnis di Indonesia.
BalasHapusSalam,
BahasaEnglish.com