Selasa, 06 Desember 2016

TANTANGAN DAN PELUANG BISNIS DI ERA MEA


Apakah MEA memberikan peluang untuk Indonesia ? 
Bagi Indonesia, keberadaan MEA menjadi babak awal untuk mengembangkan berbagai kualitas perekonomian di kawasan Asia Tenggara dalam perkembangan pasar bebas di akhir 2016. MEA menjadi dua sisi mata uang bagi Indonesia : satu sisi menjadi kesempatan yang baik untuk menunjukkan kualitas dan kuantitas produk dan sumber daya manusia (SDM) Indonesia kepada negara-negara lain dengan terbuka, tetapi pada sisi yang lain dapat menjadi boomerang untuk Indonesia apabila Indonesia tidak dapat memanfaatkannya dengan baik.
MEA akan menjadi kesempatan yang baik karena hambatan perdagangan akan cenderung berkurang bahkan menjadi tidak ada. Hal tersebut akan berdampak pada peningkatan eskpor yang pada akhirnya akan meningkatkan GDP Indonesia.
Pada sisi investasi, kondisi ini dapat menciptakan iklim yang mendukung masuknya Foreign Direct Investment (FDI) yang dapat menstimulus pertumbuhan ekonomi melalui perkembangan teknologi, penciptaan lapangan kerja, pengembangan sumber daya manusia (human capital) dan akses yang lebih mudah kepada pasar dunia.

Terdapat empat hal yang akan menjadi fokus MEA pada tahun 2015 yang dapat dijadikan suatu momentum yang baik untuk Indonesia. 
Pertama, negara-negara di kawasan Asia Tenggara ini akan dijadikan sebuah wilayah kesatuan pasar dan basis produksi. Dengan terciptanya kesatuan pasar dan basis produksi maka akan membuat arus barang, jasa, investasi, modal dalam jumlah yang besar, dan skilled labour menjadi tidak ada hambatan dari satu negara ke negara lainnya di kawasan Asia Tenggara.
Kedua, MEA akan dibentuk sebagai kawasan ekonomi dengan tingkat kompetisi yang tinggi, yang memerlukan suatu kebijakan yang meliputi competition policy, consumer protection, Intellectual Property Rights (IPR), taxation, dan E-Commerce. Dengan demikian, dapat tercipta iklim persaingan yang adil;  terdapat perlindungan berupa sistem jaringan dari agen-agen perlindungan konsumen; mencegah terjadinya pelanggaran hak cipta; menciptakan jaringan transportasi yang efisien, aman, dan terintegrasi; menghilangkan sistem Double Taxation, dan; meningkatkan perdagangan dengan media elektronik berbasis online.
Ketiga, MEA pun akan dijadikan sebagai kawasan yang memiliki perkembangan ekonomi yang merata, dengan memprioritaskan pada Usaha Kecil Menengah (UKM). Kemampuan daya saing dan dinamisme UKM akan ditingkatkan dengan memfasilitasi akses mereka terhadap informasi terkini, kondisi pasar, pengembangan sumber daya manusia dalam hal peningkatan kemampuan, keuangan, serta teknologi. 
Keempat, MEA akan diintegrasikan secara penuh terhadap perekonomian global. Dengan dengan membangun sebuah sistem untuk meningkatkan koordinasi terhadap negara-negara anggota. Selain itu, akan ditingkatkan partisipasi negara-negara di kawasan Asia Tenggara pada jaringan pasokan global melalui pengembangkan paket bantuan teknis kepada negara-negara Anggota ASEAN yang kurang berkembang. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kemampuan industri dan produktivitas sehingga tidak hanya terjadi peningkatkan partisipasi mereka pada skala regional namun juga memunculkan inisiatif untuk terintegrasi secara global.

Lalu apa yang menjadi hambatan dan risiko bagi Indonesia dengan adanya MEA ? 
Dengan adanya perdagangan bebas, kita mampu meningkatkan ekspor akan tetapi kita juga harus waspada akan resiko kompetisi (competition risk) yang muncul dengan banyaknya barang impor yang akan mengalir dalam jumlah banyak ke Indonesia yang akan mengancam industri lokal dalam bersaing dengan produk-produk luar negri yang jauh lebih berkualitas. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan defisit neraca perdagangan bagi Indonesia sendiri.
Dari sisi investasi, Indonesia masih memiliki tingkat regulasi yang kurang mengikat sehingga dapat menimbulkan tindakan eksploitasi dalam skala besar terhadap ketersediaan sumber daya alam oleh perusahaan asing yang masuk ke Indonesia sebagai negara yang memiliki jumlah sumber daya alam melimpah dibandingkan negara-negara lainnya. Tidak tertutup kemungkinan juga eksploitasi yang dilakukan perusahaan asing dapat merusak ekosistem di Indonesia, sedangkan regulasi investasi yang ada di Indonesia belum cukup kuat untuk menjaga kondisi alam termasuk ketersediaan sumber daya alam yang terkandung.

Bagaimana MEA akan mempengaruhi dunia ketenagakerjaan ?
 Dari aspek ketenagakerjaan, terdapat kesempatan yang sangat besar bagi para pencari kerja karena dapat banyak tersedia lapangan kerja dengan berbagai kebutuhan akan keahlian yang beraneka ragam. Selain itu, akses untuk pergi keluar negeri dalam rangka mencari pekerjaan menjadi  lebih mudah bahkan bisa jadi tanpa ada hambatan tertentu. MEA juga menjadi kesempatan yang bagus bagi para wirausahawan untuk mencari pekerja terbaik sesuai dengan kriteria yang diinginkan.
Tapi perlu diingat bahwa hal ini dapat memunculkan risiko ketenagakarejaan bagi Indonesia. Dilihat dari sisi pendidikan dan produktivitas, Indonesia masih kalah bersaing dengan tenaga kerja yang berasal dari Malaysia, Singapura, dan Thailand serta fondasi industri yang bagi Indonesia sendiri membuat Indonesia masih berada pada peringkat keempat di ASEAN.
Permasalahan yang ada dari sisi tenaga kerja tidak terlepas dari kualitas yang rendah, seperti tingkat pendidikan dan keahlian yang belum memadai.  Dari data yang dilansir Tempo, jumalah tenaga kerja Indonesia pada Februari 2014 sebesar 125,3 juta orang dengan jumlah pekerja 11,2 orang. Namun, ini tidak dapat diimbangi dengan kualitas pendidikan yang dimiliki oleh pekerjanya. Mayoritas tenaga kerja Indonesia masih berpendidikan sekolah dasar dan lebih banyak bekerja di sektor informal.

Bagaimana mempersiapkan tenaga kerja Indonesia dalam menghadapi MEA 2016 ?
Indonesia harus melihat MEA sebagai peluang yang terbuka untuk memperbaiki kualitas SDM yang ada dengan meningkatkan daya saing, menyediakan pendidikan dan kesehatan yang memadai, dan memberikan edukasi terhadap pentingnya MEA 2016.
Pemerintah Indonesia harus mampu mendorong diadakan pelatihan keterampilan karena mayoritas tenaga kerja Indonesia kurang dalam kecerdasan sikap, kemampuan berbahasa Inggris dan pengoperasian komputer.
Meskipun peran dominan dalam meningkatkan kualitas menjadi milik pemerintah, bukan berarti seluruh tanggung jawab berada di tangan pemerintah. Justru sebaliknya, perlu kesadaran bahwa efek dari MEA akan dirasakan langsung oleh masyarakat dan tanggung jawab untuk berpartisipasi dan mempersiapkan diri menjelang 2016 menjadi milik bersama. 

 berikut tantangan bisnis di Era MEA :

A. Tantangan Pengelolaan SDM Di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

Pelaku usaha harus berani membuka cakrawala peluang bisnis yang bisa lebih digali dan diraih di luar sana. Oleh karena itu, faktor sumber daya manusia harus lebih dipersiapkan dalam menghadapi tantangan ini. Jangan biarkan SDM bangsa semakin terpuruk dibandingkan dengan SDM ASEAN. Apabila perusahaan mampu mengelola kinerja SDM nya dengan baik dan optimal, maka perusahaan tentu bisa tetap berkembang dan memiliki SDM yang kaya ilmu pengetahuan, ketrampilan, dan kompetensi, sehingga mampu memberikan sumbangsih hasil kinerja yang memuaskan untuk meraih peluang yang lebih luas di luar sana.
Salah satu cara yang perlu dilakukan adalah dengan menyusun dan mengimplementasikan pengukuran kinerja menggunakan Key Performance Indicator (KPI). Mengapa Key Performance Indicator (KPI)? Karena KPI merupakan salah satu tolak ukur kinerja perusahaan. Pengukuran kinerja dengan menggunakan Key Performance Indicator (KPI) dapat memberikan informasi kepada perusahaan tentang sejauh mana pencapaian kinerja masing-masing SDM di perusahaan, menunjukkan aspek kinerja mana yang lemah dan perlu diberikan pembekalan agar semakin baik, maupun aspek kinerja yang unggul dan perlu terus dipertahankan serta dikembangkan. Oleh karena itu, perusahaan mampu memberikan pengelolaan terhadap SDM mereka secara tepat sesuai kebutuhan mereka masing-masing.
Lebih lanjut, perusahaan yang menerapkan Key Performance Indicator (KPI) sebagai alat ukur kinerja perusahaan maupun SDM, dapat memiliki dasar pemberian reward and punishment yang adil dan lebih objektif. Pemberian reward and punishment merupakan salah satu cara untuk menarik karyawan di perusahaan saling berpacu meningkatkan kinerja yang dihasilkan sehingga bisa memperoleh reward yang diharapkan atau terhindar dari punishment perusahaan.
Pengelolaan SDM melalui penilaian kinerja Key Performance Indicator (KPI) diterapkan dengan merumuskan target masing-masing indikator kinerja kritikal yang harus dicapai oleh SDM. Dalam kurun waktu 3-6 bulan periode perhitungan, perusahaan harus menentukan action plan terhadap hasil yang ditunjukkan dari penerapan Key Performance Indicator (KPI), misalnya dengan meningkatkan target yang selama ini sudah diraih secara continuous dan bertahap. Dengan demikian, SDM perusahaan akan terdorong untuk terus meningkatkan upaya yang dilakukan sehingga bisa mencapai target yang dusah ditentukan. Pada akhirnya performa perusahaan akan juga ikut meningkat seiring dengan meningkatnya kinerja SDM yang dimiliki dari waktu ke waktu. Bila SDM sudah mampu memberikan kinerja yang unggul, secara otomatis mampu mendukung perusahaan untuk membuka peluang bisnis yang lebih luas di kancah internasional.

                                                     
1) Persaingan Bisnis di Era MEA

Ya, tahun 2016 nanti pasar bebas ASEAN atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan berjalan. Itu artinya perdagangan di wilayah ASEAN akan semakin ketat karena produk-produk luar negeri (ASEAN) akan dengan mudah masuk ke Indonesia.
Jika Anda saat ini masih merasa kesulitan dalam bersaingan di pasar lokal, tentu ini harus menjadi perhatian besar di tahun mendatang.
Indonesia dengan wilayah yang luas dan tersebarnya UKM-UKM di berbagai daerah, harus saling bergandeng tangan agar mampu bersaingan dan menjadi pemenang di era MEA nanti.

2) Semakin Menjamurnya E-Commerce

Perkembangan E-Commerce di Indonesia saat ini bisa dikatakan terlalu cepat. Hal ini dikarenakan jumlah pengguna internet juga semakin meningkat dan Indonesia sendiri memiliki jumlah penduduk yang besar. Sehingga Indonesia menjadi pasar empuk untuk pertumbuhan e-commerce.
Menurut Matthew Driver, presiden MasterCard wilayah Asia Tenggara, Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan pasar e-commerce yang terbesar di Asia-Pacific.
Ini artinya dengan semakin meningkatkan jumlah pelaku e-commerce juga akan berdampak pada tingkat persaingan bisnis e-commerce. Apalagi saat ini e-commerce sudah merambah ke berbagai bidang penjualan sehingga bagi pebisnis konvensional akan semakin kesulitan jika tak bisa mengikuti perkembangan teknologi untuk meningkatkan bisnisnya.

3) Konsumen Semakin Cerdas

Pengaruh konsumen juga akan berdampak pada perkembangan bisnis. Di Tahun 2016 nanti konsumen akan semakin cerdas dalam berbelanja. Banyak informasi yang bisa didapatkan dengan bebas di internet membuat konsumen tidak bisa gegabah untuk melakukan pembelian barang.
Jika dulu konsumen membeli barang karena memang butuh, sekarang ini sudah dipengaruhi faktor gengsi.
Mau beli barang bisa melakukan banding harga dulu di situs online, dan karena banyaknya penjual online maka yang memiliki usaha secara offline akan mulai kesulitan dalam pemasaran.

4) Pertumbuhan Ekonomi Melambat

Seperti yang dirasakan di tahun ini, pertumbuhan ekonomi diprediksi juga masih mengalami perlambatan di tahun depan. Hal ini dipengaruhi oleh keadaan ekonomi global yang juga mengalami penurunan.
Pertumbuhan ekonomi yang melambat ini tentu juga akan menyulitkan bagi pelaku bisnis di Tahun 2016 nanti. Belum lagi nilai tukar rupiah terhadap dollar yang masih naik turun. Bahkan kabarkan di tahun 2016 nanti akan ada PHK besar-besaran untuk memangkas biaya pengeluaran.
Yang terpenting adalah bagi pelaku bisnis tetap harus bisa mengikuti perkembangan yang ada. Khususnya perkembangan teknologi yang saat ini sangat berpengaruh bagi pemasaran bisnis. Gaya hidup masyarakat telah berubah dan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap penjualan online juga sudah semakin meningkat.

 B. Tantanagn UKM

Tantangan yang dihadapi oleh para pelaku UMKM adalah kualitas barang yang dihasilkan tidak standar.  Artinya, kebanyakan kualitas barang yang dihasilkan dalam negeri seringkali lebih rendah dibandingkan dengan barang impor.

Pertama, biaya produksi yang tinggi. Pada tahap awal industrialisasi membutuhkan banyak modal dan capital yang dibutuhkan juga banyak. Apalagi jika harus mendatangkan tenaga ahli dibidangnya. Akhirnya, harga tidak bersaing, bahkan barang impor lebih murah daripada produksi dalam negeri.

Kedua, efisiensi produksi. Setiap kali kita memproses sesuatu, seringkali terjadi pemborosan yang tidak diperhitungkan. Faktor pengetahuan akan tata cara pengelolaan bisnis yang baik akan meningkatkan kemampuan pelaku dalam menciptakan efisiensi optimal.

Jika ditanggapi dengan benar dan langkah yang tepat, tentu bisa menjadi loncatan baik untuk perekonomian di Indonesia. Berikut ini berbagai dampak positif MEA bagi UMKM di Indonesia, yakni tenaga ahli terampil bisa terserap lebih baik di pasar luar negeri, ketersediaan barang dan jasa lebih murah karena ada pemangkasan biaya impor barang jadi atau barang baku sebelum diolah di dalam negeri.

Selanjutnya, proses produksi lebih murah karena bahan baku dan mesin produksi lebih mudah didapatkan, serta peluang wirausaha baru sangat tinggi karena pasar bebas memberikan jangkauan produk lebih luas, relasi bisnis lebih luas dan pengembangannya yang semakin mudah dilakukan.

Namun, jika UMKM Indonesia tidak melakukan persiapan sejak dini dan tidak tepat dalam melakukan penanganan bisa jadi justru memperburuk ekonomi Indonesia itu sendiri. Meskipun kecil kemungkinannya berikut ini dampak negatif MEA yang mungkin terjadi pada UMKM Indonesia. Tentu ada bangsa yang diuntungkan karena pasar bebas ini. Contohnya, kebutuhan tenaga

trampil industri perminyakan di Indonesia sangat besar, namun SDM negeri ini yang menguasai minyak cukup terbatas. Alhasil bangsa asing akan masuk ke Indonesia untuk memenuhi kekosongan lapangan pekerjaan itu. Hukum rimba akan bersaing, siapa yang berkompeten, dialah yang akan diambil. Industri kecil yang memiliki daya saing lemah akan semakin tergeser karena semakin banyak produk dengan jenis sama yang lebih murah. Contoh kasus produk mainan dari China yang dijual sangat murah di Indonesia.

Sektor perdagangan akan langsung head to head baik yang besar maupun yang kecil secara langsung. Alhasil mereka yang memiliki modal terbatas, sumberdaya terbatas tidak bisa langsung bersaing jika tidak dibarengi kreatifitas yang lebih baik. Jauh dari pada itu, ada peluang yang sebenarnya sangat besar dan bisa dimanfaatkan oleh UMKM di Indonesia.

Pertama, sektor perdagangan e-Commerce atau bisnis online  sangat terbuka luas.

Kedua, sektor jasa sangat mungkin berkembang dengan adanya kebutuhan industri semakin tinggi. Misalnya, jasa pengiriman barang, jasa antar jemput dan lain sebagainya.

Ketiga, hal yang tidak boleh terlupakan adalah bahwa Indonesia adalah negera kepulauan yang memiliki jutaan tempat wisata menarik yang bisa dieksplorasi. Berapa banyak UMKM kita memiliki pemahaman dasar kewirausahaan, sehingga bukan hanya memiliki keberanian untuk memulai sebuah bisnis, tetapi juga mampu membuat tingkat keberhasilan yang tinggi.

Tanggung jawab pengusaha selain mengembangkan usaha, harus pula mampu membangun masayarakat sekitar dan menciptakan lapangan pekerjaan. Oleh karena itu, perlu pemahaman dasar-dasar pengetahuan bisnis mulai dari sales, marketing, operation, system, technology serta finance secara terstruktur.

Kemampuan untuk merekrut, memotivasi, mendidik, mengembangkan moral serta kerja sama tim. Menjadi leader yang efektif, menciptakan visi, misi, budaya, dan sense of awareness  peserta terhadap aspek etika dalam kewirausahaan, meningkatkan sense of responsibility untuk berperan serta membangun masyarakat, memperkuat entrepreneurial insight  melalui proses pembelajaran  dan berbagi.


5 Tips Menaklukkan Tantangan Bisnis di Era MEA

Menguasai Bahasa Inggris
Yes, menguasai bahasa inggris sangat mutlak di era MEA saat ini. Tidak bisa dipungkiri bahwa digital marketing berkembang pesat. Bahkan hanya melakukan penjualan via instagram saja kita bisa terhubung dengan pembeli dari mana saja, baik dari pelosok Indonesia, kota besar di Indonesia maupun negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Brunei, dll. Ingatlah bahwa ada kesamaan budaya antara negara kita dengan sesama negara Asean. Hal ini berpengaruh pada penjualan produk. Produk yang ada di Indonesia ada kemungkinan bisa disukai juga di luar negeri seperti Malaysia, Brunei, dsb. Hal ini karena selera yang hampir serupa. Saya sering lihat ada komentar di instagram online shop yang menanyakan apakah toko tersebut menjual produk furniturenya hingga ke negara mereka (red : negara tetangga seperti Malaysia tadi). Jadi akan sayang sekali jika kita tidak menguasai Bahasa Inggris karena bahasa inilah gerbang masuk untuk komunikasi dengan calon pembeli.

Memiliki Sistem Penjualan yang Terstruktur
Pengusaha yang sukses adalah pengusaha yang bisa membuat sistem penjualan yang cocok bagi usahanya. Baik usaha kecil maupun menengah jangan sampai membuat pemilik usaha tersebut hanya terus menerus mengurusi produk tanpa sempat mengerjakan hal lain. Delegasikan pekerjaan seperti merekap pesanan pembeli kepada asisten atau admin. Pemilik usaha tinggal mengurus sistemnya sehingga bisnis bisa berjalan walau pemiliknya ke luar kota atau keluar negeri. Jangan sampai bisnis justru mengekang langkah kaki si pemilik usaha karena seharusnya bisnis yang baik adalah bisnis yang tersistem dengan rapi. Bisa tetap berjalan dan menghasilkan income pasif. Tinggal atur sesuai kebutuhan saja ya. Sistem penjualan sudah diajarkan kepada admin-admin social media dan web yang menghandle pemesanan produk.
Pisahkan Keuangan Perusahaan dan Pribadi
Salah satu hal yang paing krusial adalah menggabungkan keuangan pribadi dan bisnis menjadi satu. Hal ini akan memperumit pelaporan keuangan. Pisahkan uang pribadi baik aset maupun tabungan dengan keuangan untuk bisnis. Tujuannya agar kamu tahu bahwa keuntungan bisnis bisa dilihat dari laporan keuangan tersebut. Ini juga untuk mengurangi kerugian atau nombok jika keuangan untuk bisnis sedang kolaps.
Memiliki Pencatatan Stok Produk yang Rapi
Produk yang masuk dan keluar harus dihitung dengan cermat agar bisa segera dijual kembali jika tidak laku. Selain itu lakukan survei kepuasan pelanggan setiap tiga bulan sekali sehingga produk yang sudah dijual bisa diseleksi mana saja produk yang dibutuhkan pembeli, mana yang tidak. Hal ini untuk meminimalisir kerugian saat input stock di gudang. Jadi tidak ada lagi produk numpuk karena penjual salah memprediksi selera pasar. Perbanyak stok produk yang disukai sehingga bisa mendapatkan keuntungan yang signifikan. Produk bisnis online yang tidak disukai akan diskontinu sehingga tidak perlu diproduksi kembali.
Pilih Ekspedisi yang Cepat dan Amanah
Saat produk sudah dilepas kepada ekspedisi, penjual hanya bisa berharap produk sampai dengan selamat. Nah, sebelum hal itu terjadi, pastikan bahwa kamu menitipkan barang pada ekspedisi yang tepat, cepat dan amanah. Jadi bisa ditracking produknya sudah sampai mana, jika ada kerusakan apakah ekspedisi akan menanggung biaya kerusakan ataukah penjual yang akan menanggungnya. Hal ini perlu diketahui agar tidak tekor saat terjadi kesalahan akibat ekspedisi. Pilih ekspedisi yang bisa mengambil di rumah alias pick up. Jadi penjual tidak perlu setiap hari ke kantor ekspedisi, justru petugas ekspedisinya yang akan mengambil barang yang akan dikirim. Inilah yang bisa membuat penjual lebih efisien dalam melakukan penjualan. Untuk pengiriman produk ke luar negeri, gunakan ekspedisi yang terjangkau untuk ongkos kirim dan terjamin. Misalnya EMS Pos Indonesia. Packing produk dengan lebih ekstra karena perjalanan produk akan lebih lama sampai, jadi pastikan packing aman sehingga tidak rusak di tengah jalan.

Referensi :


http://www.jtanzilco.com/blog/detail/315/slug/tantangan-pengelolaan-sdm-di-era-masyarakat-ekonomi-asean-mea
http://www.etalasebisnis.com/berita/1413/tantangan-bisnis-di-tahun-2016.html
https://www.linkedin.com/pulse/peluang-dan-tantangan-dalam-menghadapi-masyarakat-asean-muh-yusuf
http://koran.bisnis.com/read/20160627/461/561473/pertarungan-umkm-di-era-mea
N.n. (2013). Indonesia Hanya Menduduki Peringkat Empat di ASEAN. 
 
Association of Southeast ASIAN Nations (2008). ASEAN ECONOMIC COMMUNITY BLUEPRINT. Jakarta: Asean Secretariat.
 
Fernandez, R. A. (2014, Januari). YEARENDER: Asean Economic Community to play major role in SEA food security.
 
Plummer, M, G., &Yue, C, S. (2009). Realizing the ASEAN Economic Community: A Comprehensive Assessment. Singapore: Institute of Southeast Asian Studies.
 
Santoso, W. et.al (2008). Outlook Ekonomi Indonesia 2008-2012: Integrasi ekonomi ASEAN dan prospek perekonomian nasional. Jakarta: Biro Riset Ekonomi Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter.




1 komentar:

  1. Bagus deh, bisnis sekarang tentu akan lebih berkembang karena banyak persaingan. Dan ini akan semakin bagus untuk ekosisten bisnis di Indonesia.

    Salam,
    BahasaEnglish.com

    BalasHapus